Sepenggal cerita kami, sebagai bagian terkecil dari penyelenggara Pemilu Serentak, Generasi Milenial yang berpartisipasi untuk mensukseskan Kegiatan pemilu 2019.
Rasa lelah, capek, kesal juga bahagia, bersatu menjadikan warna yang bisa kami bagikan pada kegiatan ini, tentu sebelumnya saya tidak pernah ikut dalam kegiatan kemasyarakatan seperti ini, biasanya saya hanya menjadi peserta yang ikut melaksanakan pemilu seperti orang pada umumnya, tapi kali ini menjadi cerita berbeda, karena saya sendiri ditunjuk langsung agar bisa menjadi seorang panitia, yang harus memastikan bahwa kegiatan ini harus berjalan sesuai dengan apa yang sudah berjalan seperti kegiatan-kegiatan sebelumnya, bagi saya sendiri ini adalah pengalaman pertama ikut menjadi kepanitiaan dimasyarakat, bagi milenial seperti saya, seorang individualis yang lebih suka menyendiri dan kurang suka berkerumun pasti terganggu sekali, dimana orang-orang berkumpul dengan percakapan umum yang saya tidak terlalu suka pada topik yang dibicarakan, jadi dipikiran saya semuanya pasti menyebalkan, tapi setelah dilakukan, ternyata saya menikmati apa yang menjadi kewajiban saya dalam pekerjaan ini. Jawabannya sederhana, kenapa ?
Pastilah kita merasakan yang namanya data pada kependudukan, semua orang pasti punya KTP dan KK, itu aja ko. Cuma yang menariknya itu yang kita bicarakan adalah DATA, nah saya punya keluhan Buat KTP yang hilang udah setahun ga punya, udah ngurus suket, udah bulak-balik kecamatan sama capil, ga kelar-kelar, dengan alasan Blanko ga ada. Ya udahlah pake suket aja kalau kemana-mana, cuma suketkan bentuknya kertas segede gaban yang sulit dibawa kemana-mana beda sama KTP yang kecil, simpel dan kuat beda sama kertas, pekerjaan saya sebagai panitia KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemilihan Serentak) sering berhadapan dengan data seperti KTP dan KK, kalian bayangin ajalah, dalam satu RW pasti ada ratusan Kepala Keluarga dan juga KTP, yang jadi permasalahannya adalah DATA yang tidak singkron DPT Daftar Pemilih Tetap) dari desa dilapangan, buat saya ini emejing lah. Why ? karena semua data kependudukan harus tersimpan di KTP, itu wajib agar apa yang terjadi pada diri kita harus direkam dengan identitas yang disimpan pada kartu yang sangat mudah kita bawa kemana-mana.
Dipemilihan serentak kali ini banyaknya pilihan caleg, banyak membuat calon pemilih menjadi pusing dan tidak tahu baik dari profil caleg dan visi misinya, tentunya ini menjadi menarik bagi saya selaku KPPS, selain mendata DPT dan juga pembaruan data dari DPT mengharuskan saya untuk bertanya kepada warga dan menginformasikan ke RT dan RW untuk memverifikasi DPT agar tidak terjadi duplikat data atau ganda pemilih, sebelum pencoblosan 5 hari menjelang pemilihan di RT dan juga RW mempersiapkan kepanitian yang terdiri dari pemuda dan juga panitia dulu, untuk memastikan bahwa program pemilu serentak bisa terlaksana dengan lancar, para calon panitia dan juga panitia sebelumnya berkumpul serta didampingi dari Ketua RT dan RW, melakukan musyawarah untuk kegiatan pemilu serentak baik secara teknis pekerjaan, kordinasi dan juga laporan.
Hal pertama yang dilakukan yaitu memastikan bahwa Panitia KPPS harus netral dan bukan dari TIMSES agar menghindari kecurangan yang terjadi selama pemilihan, setelah itu panitia mengisi formulir disertai tanda tangan dan materai. info selanjutnya yang diterima adalah memberikan data yang sudah diisi dari formulir untuk diserahkan kedesa, dan besoknya untuk ketua dan juga wakil anggota untuk bisa hadir didesa dalam penyuluhan dan bimbingan teknis yang harus diinformasikan kepada seluruh TPS (Tempat Pemilihan Suara) dan semua warga dilokasi TPS mengerti dan paham bahwa pemilu akan segera dilaksanakan sebentar lagi, kesannya banyak pekerjaan sudah mulai nampak setelah penyuluhan dan bimbingan teknis, mulai dari H-5, saya langsung membuat inisiatif membuat grup WA agar informasi yang paling penting dapat diterima oleh semua panitia per TPS, tahu pekerjaannya masing-masing dan juga bisa merespon cepat apabila ada informasi yang didapat dari desa untuk segera informasikan kembali ke masyarakat.
Mendata Warga dari Formulir DPT (Daftar Pemilih Tetap)
Bagi saya ini merupakan pekerjaan yang tidak terlalu asing mendata warga dan memastikan ikut dalam pemilihan serentak di TPS yang sudah disediakan, tapi apa yang direncanakan dan yang terjadi dilapangan tidak selalu sama, al hasil saya pusing dan panitia dalam memulai mendata untuk mendistribusikan DPT ke warga, sedangkan pencoblosan akan diselenggarakan 3 hari lagi, mulai panik dan juga stress, ada informasi bahwa dilokasi TPS saya ternyata ada beberapa lokasi yang belum clear dari APK (Alat Peraga Kampanye) baik berupa poster maupun baligo, sedangkan pekerjaan mendistribusikan belum selesai, langsung saja saya mengumpulkan semua personil kepanitiaan di TPS saya untuk bagi-bagi tugas, walaupun dalam waktu itu sebagian ada yang bekerja sehingga tidak bisa ikut membantu, "biasalah kalau dalam setiap kegiatan pasti ada yang kerja keras, ada yang biasa, dan bahkan nerima beres" kadang kesel juga sih kalau udah gitu tapi mau gimana lagi, kami harus kerja sama dengan tim yang ada, menyalahkan seseorang diwaktu seperti ini bukanlah hal yang tepat, tapi bekerja membagi tim dan memaksimalkan waktu yang ada dan memisahkan pekerjaan harus segera dilaksanakan dari pada kena peringatan dari BAWASLU (Badan Pengawas Pemilu) untuk membersihkan area sekitar TPS terbebas dari APK, dan bisa mendistribukan DPT ke warga dengan tepat.
Hal yang paling berkesan dalam memberikan DPT adalah warga yang berhak dan up date warga, kadang dalam satu DPT ada warga yang pindah dan tidak bilang kepada RT maupun RW sehingga data yang ada pada DPT harus segera diperbarui, adapun warga yang sudah meninggal pada DPT masih tercantum, sehingga banyak masyarakat yang mengeluhkan data dari DPT ini, tentunya saya juga selaku panitia pusing 7 keliling memikirkan ini, tapi kordinasi harus tetap terhubung dengan desa dan memastikan bahwa DPT H-1 sudah didapat oleh warga.
Pencoblosan di TPS
Sebelum pencoblosan tiba kepanitiaan di TPS memang sudah capek, bahkan saya sendiri waktu itu ga tidur, karena pendistribusian Kotak suara harus menunggu sampai pagi, bayangin aja udah mah membangun TPS dilapang capek, mendistribukan DPT, dan menunggu Kotak suara yang lama, bukanlah hal yang gampang, apalagi kondisi udah capek fisik dan pikiran sebelum pencoblosan tiba dan perhitungan, kebayang ga !!! ya udah kami kerja aja ga perlu dipikirkan, tapi apa yang terjadi ternyata bukan hanya saya aja yang mengalami seperti ini, ternyata hampir semua TPS seperti saya capeknya, dan ketika saya membaca informasi banyak panitia KPPS yang meninggal karna kecapean, tapi demi mensukseskan pemilu serentak ini saya dan panitia yang lain saling mendukung walau kondisi lelah, capek dan juga setres. Pagi telah tiba waktunya panitia kumpul di TPS untuk bersiap melaksanakan pencoblosan, sebelum melakukan pencoblosan panitia melakukan sumpah janji yang dipimpin oleh ketua KPPS, dan yang ditunggu-tunggu telah tiba, yaitu membuka kotak suara dan mengisi surat suara, yang tidak sedikit membuat pergelangan tangan kaku, keram dan juga kesemutan. pemilih pertama dipanggil oleh ketua KPPS untuk melakukan pencoblosan, panitia KPPS yang bertugas mengambil C6 mulai memanggil dan memastikan data yang didapat dan warga yang memilih sama sesuai dengan data, yang diikuti dengan ketua KPPS memberikan surat suara untuk diberikan kepada DPT untuk dicoblos, alhamdulilah lancar, dimulai pukul 8 pagi sampai pukul 12.30 siang.
Ada hal menarik sebelum pencoblosan ditutup karena ada sebagian warga yang ingin mencoblos tapi tidak terdata pada DPT jadi apa yang harus saya lakukan ?? jawabannya adalah kordinasi dengan Saksi, Panitia KPPS dan juga BAWASLU, ketika itu sedang waktu istirahat hanya saya saja dan beberapa panitia, suasana mulai terasa tegang karena saya juga tidak tahu apa yang harus dilakukan, saya langsung lihat panduan untuk KPPS, saya perhatikan baik-baik apa saja bagi pemilih diluar DPT yang menjadi syarat agar bisa mencoblos di TPS kami, karena waktu itu waktu semakin dekat pukul satu, saya langsung bawa DPTK (Daftar Pemilih Tetap Khusus) ke TPS lain dan kordinasi dengan TPS yang masih lengkap KPPS, saksi dan juga bawaslunya untuk bisa mencoblos di TPS tersebut, saya mulai tegang dengan BAWASLU setempat dalam menyampaikan ketentuan bahwa di TPS saya tidak bisa dikarenakan panitia ga ada, dan karna sudah mau berakhir saya debat panas juga, sampai akhirnya beberapa DPTK bisa mencoblos di TPS sebelah. lumayan suasana waktu itu cukup tegang sekali, tapi alhamdulilah berhasil sebelum waktu ditutup.
Perhitungan Suara
Inilah yang menjadi mimpi buruk dari pemilihan yaitu perhitungan, karena semua pekerjaan kita lakukan kalau salah akan ketahuan dari sini. perhitugan Kotak Suara dimulai dari Presiden, kalau secara jumlah ga terlalu banyak seperti DPRD Kab dan Provinsi tapi suasana dan juga ramainya masyarakat membuat saya hilang tingkat kefokusannya, karena saya bertugas untuk menulis perhitungan suara di Pleno yang sudah tersedia, tibalah waktunya membacakan surat suara presiden, yang harus dicek oleh saksi dan juga Bawaslu secara detail apakah surat suara itu sah atau rusak, ketika dibacakan salah satu surat suara, gemuruh masyarakat untuk pendukung salah satu calon membuat saya jadi hilang kefokusan, banyaknya yang bersorak dan banyaknya masyarakat yang berkumpul membuat suasana menjadi panas apalagi ketika surat suara sudah selesai semua dibacakan dan ditulis diPleno banyak TIMSES yang masuk tanpa ijin ke lokasi pemungutan suara membuat saya jadi kesal dan marah, bahkan saya sendiripun hampir bertengkar dengan salah satu TIMSES walupun dia masih saudara saya. Haduh menyedihkan sekali kawan ...., tapi yang harus saya lakukan adalah memastikan agar surat suara yang masuk dan tertulis dipleno harus sama jangan sampai ada yang salah, kalau salah ya udah harus cek kembali, kan males, udah begadang, capek fisik sama otak terus cek kembali cek surat suara dari presiden sampai DPRD Kab, kan aseeeemmmmm gaeesssss,,,,,,.
Jadi wajarkan kenapa panitia KPPS ada yang meninggal lihat pekerjaannya aja kaya gitu, jadi tolong kepada kalian bagi DPT dan TIMSES agar saling mengerti bahwa pekerjaan ini sangat penting bagi masa depan bangsa kita tercinta Indonesia.
Salam dari kami Paitia KPPS Milenial :D
Konfirmasi dengan Saksi dan Bawaslu
Perhitungan Surat Suara